Kupang, inihari.co- Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Sainstek VII yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana (Undana) pada Kamis (18/08/2025) di Aula Rektorat Undana. Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Siprianus Suban Garak, Dekan Fakultas Sains dan Teknik, Prof. Philipi De Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D. (secara daring), para pembicara utama, pimpinan fakultas, serta mahasiswa. Dalam kesempatan itu, Wali Kota memaparkan konsep besar roadmap pengelolaan sampah terpadu yang tengah dikembangkan Pemerintah Kota Kupang sebagai bagian dari upaya mewujudkan green economy dan blue economy yang berkelanjutan.
Mengawali paparannya, dr. Christian menekankan bahwa persoalan sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga bernilai ekonomi. “Selama ini kita hanya memindahkan sampah dari titik A ke titik B tanpa pengolahan yang berarti. Karena itu, kami merancang roadmap pengelolaan sampah terpadu yang dapat diwariskan kepada pemimpin Kota Kupang berikutnya,” ujarnya. Menurutnya, sistem ini menitikberatkan pada pengelolaan berbasis rumah tangga dengan pemilahan sampah menjadi tiga kategori — hijau untuk organik, kuning untuk non-organik, dan merah untuk bahan berbahaya.
Sampah yang dikumpulkan di tingkat RT akan diangkut menuju TPS di kelurahan dan kemudian ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tingkat kecamatan. “Target kami, 85 persen sampah bisa diolah di TPST, sementara hanya 15 persen residu yang dibawa ke TPA,” jelas Wali Kota. Di TPST, pengolahan dilakukan dengan teknologi sederhana seperti mesin pencacah plastik, pencetak batako, dan budidaya maggot untuk mengubah sampah organik menjadi pakan ternak bernilai tinggi. Selain itu, Pemkot Kupang juga mendapat dukungan pemerintah pusat untuk membangun fasilitas pengolahan sampah modern dengan teknologi pirolisis yang mampu mengubah plastik menjadi bahan bakar.
Wali Kota mengakui bahwa keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan utama. Namun, berkat dukungan CSR dari sektor swasta, perbankan, organisasi masyarakat, dan perguruan tinggi, Kota Kupang kini telah memiliki ratusan unit tempat sampah terpilah. “Awalnya saya sempat ragu, tetapi semangat gotong royong masyarakat luar biasa. Hingga kini sudah ada lebih dari 800 unit tempat sampah yang terdistribusi,” ungkapnya dengan bangga.
Selain membahas pengelolaan sampah, dr. Christian juga menyisipkan pesan inspiratif kepada mahasiswa. Ia membagikan tiga prinsip hidup yang selalu ia pegang: fokus, adaptasi, dan konsistensi. “Saat mendaftar ke fakultas kedokteran, saya hanya menulis satu pilihan tanpa cadangan. Itu membuat saya belajar mati-matian hingga akhirnya berhasil. Terlalu banyak rencana cadangan kadang justru membuat kita tidak fokus,” kisahnya.
Prinsip kedua, lanjutnya, adalah adaptasi. Di tengah dunia yang terus berubah, seseorang harus mampu menyesuaikan diri seperti kapal yang mengubah arah layar mengikuti angin. “Dulu orang berbisnis dari pintu ke pintu, kini cukup dari rumah melalui internet. Karena itu, kita harus adaptif terhadap teknologi, termasuk dalam pengelolaan sampah dengan penggunaan GPS dan CCTV,” jelasnya. Prinsip terakhir yang ia tekankan adalah konsistensi. “Komitmen itu penting, tapi hanya ada di awal. Tanpa konsistensi, komitmen tidak berarti apa-apa. Without commitment, you never start. And without consistency, you never finish,” tegasnya.
Menutup paparannya, Wali Kota menegaskan bahwa langkah awal pembangunan sistem pengelolaan sampah terpadu ini, meski sederhana, merupakan pijakan penting bagi keberlanjutan pembangunan Kota Kupang. Sementara itu, Dr. Siprianus Suban Garak menegaskan bahwa isu green economy dan blue economy bukan hal baru bagi civitas akademika Undana. Ia menyebut bahwa mahasiswa Undana telah banyak berkiprah dalam kegiatan nasional dan internasional di bidang tersebut, termasuk mengembangkan produk kreatif dari sampah plastik seperti paving block dan pot bunga. Ia berharap, seminar ini mampu memperluas wawasan mahasiswa sekaligus melahirkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. (*/Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post