Kupang, inihari.co- Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, secara resmi membuka kegiatan Pembinaan Relawan Penjaga Laut (Rapala) Kota Kupang yang diselenggarakan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kupang di Hotel Swiss-Belcourt Kupang, Kamis (25/09/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Stasiun Bakamla Kupang, Mayor Bakamla Yeanry M. Olang, S.Kom., M.M., beserta jajaran Bakamla, perwakilan Kanwil Kementerian Hukum Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ketua HNSI Provinsi NTT, Ketua HNSI Kota Kupang, serta para anggota Rapala dari berbagai latar belakang profesi.
Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan laut sebagai jati diri bangsa maritim Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau, dengan 70 persen wilayahnya berupa lautan. Laut, katanya, bukan sekadar ruang kosong, melainkan jalur perdagangan, sumber pangan, sekaligus ruang budaya yang menjadi urat nadi kehidupan bangsa. “Laut ini penting sekali. Itulah jati diri kita sebagai negara maritim. Oleh karena itu, laut perlu kita jaga dan lestarikan dengan baik,” tegasnya.
Wali Kota juga menyoroti berbagai tantangan dalam pengelolaan laut, mulai dari praktik penangkapan ikan ilegal, penyelundupan, pelanggaran hukum, hingga pencemaran laut. Ia menilai aparat keamanan laut telah bekerja keras, namun luasnya perairan Indonesia menjadikan keterlibatan masyarakat sangat penting. Dalam hal ini, keberadaan Rapala menjadi pelengkap sekaligus mitra strategis bagi aparat dalam menjaga keamanan laut.
“Rapala adalah garda terdepan, bukan hanya menjaga, tetapi juga mengawasi—menjadi mata dan telinga bangsa di lautan. Atas nama Pemerintah Kota Kupang, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para relawan penjaga laut,” ujar Wali Kota. Ia menambahkan bahwa menjaga laut dan lingkungan tidak semata tanggung jawab moral, tetapi juga kewajiban generasi sekarang terhadap generasi mendatang. “Kalau kita anggap warisan, kadang kita merasa bebas memperlakukannya. Tapi kalau pinjaman dari anak cucu, kita pasti akan menjaga baik-baik, karena suatu hari mereka akan menagihnya kembali,” ungkapnya.
Dalam penutup sambutannya, Wali Kota mengingatkan bahwa pembangunan bangsa ini bukan untuk jangka pendek. “Perjalanan bangsa ini bukan untuk lima atau sepuluh tahun, tetapi untuk ratusan tahun ke depan. Karena itu, kita harus berjalan bersama menjaga laut dan lingkungan agar tetap lestari,” pesannya dengan penuh semangat.
Usai sambutan, Kepala Stasiun Bakamla Kupang, Mayor Yeanry M. Olang, menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan Rapala ini merupakan upaya memperkuat kolaborasi antara Bakamla dan masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan para anggota Rapala dapat membantu pengumpulan data dan informasi kelautan, meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi pesisir melalui pengembangan UMKM. Ia menjelaskan bahwa Rapala Kupang baru dibentuk pada 29 Juli 2024 dan kini memiliki 30 anggota dari berbagai profesi seperti nelayan, mahasiswa, dosen, wiraswasta, hingga jurnalis.
Selain pembinaan, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas anggota Rapala dalam memahami dasar hukum, keterampilan mediasi, program paralegal, hingga proses perizinan produk hasil laut agar dapat menembus pasar. Sejak berdiri, Rapala Kupang telah aktif melakukan aksi nyata seperti bersih pantai di sejumlah kelurahan pesisir, penanaman pohon kelapa, pembuatan rumah ikan, serta membantu operasi pencarian dan pertolongan korban bencana. Mereka juga terlibat dalam kampanye perubahan iklim dan mendukung budidaya rumput laut masyarakat pesisir. “Harapannya, pembinaan ini memberikan manfaat besar bagi keamanan, keselamatan laut, dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir Kota Kupang,” pungkas Mayor Yeanry. (*/Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post