Kupang, inihari.co- Naka Hotel Kupang kembali menggelar kegiatan donor darah sebagai program rutin yang didasari rasa kemanusiaan untuk membantu memenuhi kebutuhan darah di Kota Kupang. Program ini menjadi komitmen tiga kali setahun oleh Naka Hotel, yakni pada bulan April, Agustus dan Desember.
Kegiatan yang dilakukan di Aula Naka Hotel pada Jumat (13/12/2024) pagi ini berhasil mengumpulkan 66 kantung darah yang terdiri 13 kantung darah A, 15 kantung darah B, 36 kantung darah O, dan 2 kantung darah AB.
General Manager Naka Hotel Kupang – Deddy Angkiriwang mengatakan, kegiatan donor darah ini sejak awal digelar memang terbuka secara umum bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi menyumbangkan darah.
Kantung darah yang dikumpulkan, menurutnya, akan digunakan PMI untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit bagi pasien yang dirawat maupun untuk penanganan darurat yang membutuhkan transfusi darah.
“Jadi kami bekerja sama dengan PMI, sebab kami tahu bahwa permintaan darah ke PMI dalam sehari bisa mencapai seratus kantung. Untuk itu kami menyediakan tempat dan mengundang orang sebanyak-banyaknya, sementara PMI bertugas menyediakan alat dan tenaga medis untuk proses donor darah,” ungkapnya.
Deddy Angkiriwang menjelaskan bahwa kegiatan positif ini akan terus dilakukan oleh pihak Naka Hotel Kupang sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi kesehatan masyarakat Kota Kupang. Kegiatan ini dinilainya sebagai salah satu cara sederhana dalam membantu menyelamatkan nyawa manusia.
“Mungkin hanya ini yang bisa kami lakukan. Namun kami dari pihak Naka Hotel Kupang berharap bisa bermanfaat bagi sesama. Darah-darah yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan donor darah hari ini, kiranya bisa menjadi kado Natal dan Tahun Baru bagi yang membutuhkan,” katanya.
Sementara itu Ketua PMI Kota Kupang – Indra Wahyudi Erwin Gah yang ditemui di lokasi terpisah, mengaku sangat berterima kasih dengan kegiatan donor darah yang terus dilakukan rutin oleh pihak Naka Hotel Kupang.
Menurutnya, kegiatan tersebut adalah kegiatan mulia karena penyelenggara dan pendonor telah rela berbagi kehidupan untuk sesama yang membutuhkan.
“Manusia tanpa darah pasti mati. Sehingga ketika manusia rela mendonorkan darah, maka secara tidak langsung ia telah rela berbagi kehidupannya demi sesama untuk tetap hidup,” katanya. (Yantho Sulabessy Gromang)




Discussion about this post