Maumere, inihari.co- Bakal calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2024-2029 – Sebastian Salang, yang berpasangan dengan bakal calon Gubernur (Bacagub) Orias Petrus Moedak, atau yang dikenal dengan Paket OaSe, berkunjung ke Panti Asuhan Santa Maria Stella Maris Nangahure.
Kunjungan itu dilakukan Sebastian Salang ketika berada di Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, Flores – NTT pada Sabtu, 18 Mei 2024.
Sebelum menyambangi panti asuhan yang berada di Nangahure, Sebastian Salang menyempatkan diri bertemu dengan Ibu Belgia, pendiri Yayasan Nativitas yang menaungi sejumlah panti asuhan termasuk Panti Asuhan Santa Maria Stella Maris Nangahure.
Yayasan Nativitas sendiri adalah sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang didirikan sejak tahun 1975 untuk melayani anak-anak yatim piatu dan anak terlantar.
Dalam kurun waktu 47 tahun, yayasan ini telah menolong dan menyelamatkan sedikitnya 6.274 anak anak yang berasal dari Kabupaten Sikka dan juga dari berbagai kabupaten lain di wilayah Provinsi NTT.
Khusus untuk Panti Asuhan Santa Maria Stella Maris Nangahure, saat ini mengasuh 28 anak-anak, dengan 8 anak diantaranya kebutuhan khusus.
Ketua Pembina Panti Asuhan Santa Maria Stella Maris Nangahure – Kornelia Yasinta Kimang, ketika ditemui, dirinya bercerita tentang ibu Belgia. Menurutnya banyak kisah yang menyenangkan yang telah Ibu Belgia lewati dalam perjuangan mendirikan Yayasan Nativitas beserta sejumlah Panti Asuhan yang dikelola di bawah naungan yayasan. Tak dipungkiri, banyak juga hal-hal memprihatinkan yang dilalui.
Diceritakan, sejak wabah Covid-19 tahun 2020, situasi ekonomi global menjadi tidak menentu. Sejak saat itu Yayasan Nativitas semakin mengalami kesulitan secara finansial.
“Sejak wabah Covid-19 kami kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pokok anak anak termasuk biaya pendidikan mereka,” cerita Kornelia Yasinta Kimang yang didengar secara mendalam oleh Sebastian Salang.
Menurut Kornelia Yasinta Kimang atau yang kerap disapa Ibu Kori, Yayasan Nativitas sekarang ini sedang berjuang untuk menghidupkan kembali usaha-usaha produktif seperti ternak babi dan ayam yang gagal akibat virus ASF dan flu burung. Usaha-usaha menurutnya sangat penting karena menjadi penopang utama kebutuhan hidup anak-anak panti.
Sebastian Salang yang tergugah, menunjukan simpati yang besar atas persoalan yang dihadapi oleh Yayasan Nativitas. Dirinya memastikan akan berupaya untuk menghadirkan kepedulian dari berbagai pihak bagi Yayasan Nativitas.
“Saya mengetuk hati seluruh warga NTT dan juga umat Katolik di Indonesia untuk ikut mengulurkan tangan membantu Yayasan Nativitas,” katanya.
Sekilas tentang Ibu Belgia. Ibu Belgia adalah seorang misionaris awal asal Belgia yang sudah membaktikan hidupnya untuk anak-anak yatim dan difabel di wilayah Flores dan NTT secara umum selama hampir 50 tahun lamanya.
Ia telah hadir di Maumere, Sikka – Flores sejak tahun 1970-an.
Sebelum datang ke Indonesia, wanita bernama lengkap Marie Jeanne Colson itu adalah guru yang selalu tergerak untuk membantu anak-anak, mulai dari anak-anak di negara asalnya – Belgia hingga Afrika.
Dari tangan wanita berusia 81 tahun ini, telah berdiri 6 panti asuhan yang menampung penyandang cacat dan yatim piatu, dan semua anak disekolahkan hingga SMA. (*/Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post