Kupang, inihari.co- Kehadiran Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang atau yang dikenal dengan Paket OaSe sebagai pasangan bakal calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2024-2029 dinilai telah memberi warna tersendiri dalam dinamika pemilihan kepala daerah (Pilkada) di tingkat provinsi.
Hal itu dikatakan pengamat politik asal NTT – Dr. Ahmad Atang, M.Si pada Jumat, 10 Mei 2024.
Menurutnya, Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang memiliki latar belakang basis politik yang berbeda. Orias Petrus Moedak merupakan seorang profesional dan Sebastian Salang adalah politisi partai Golkar. Perpaduan itu dipastikan dapat membawa perubahan dan akselerasi bagi masa depan NTT yang lebih baik.
“Keyakinan ini didasarkan pada kenyataan. Jaringan yang dimiliki oleh Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang di tingkat pusat selama ini telah memberikan kontribusi besar bagi NTT,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan visi: NTT sukses dan misi: NTT sejahtera melalui spirit “Jangan Mencuri” sebagai pesan etik, menunjukan bahwa peta permasalahan NTT telah dipahami oleh figur Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang.
“Jangan mencuri, artinya dengan tidak mengambil hak orang lain merupakan landasan etik bahwa sebagai pelayan publik harus jujur, amanah, berintegritas dan mengayomi. Sehingga, jika keduanya dipercaya oleh rakyat NTT maka harapan perubahan dapat terjawab di tengah keterbatasan fiskal yang dimiliki,” katanya.
- Baca berita sebelumnya: Mari Mengenal Paket OaSe: Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang Yang Siap Membawa NTT Ke Arah Yang Lebih Baik
- Baca Berita Sebelumnya: Ini Visi Misi Serta Program Prioritas Bacagub Orias Petrus Moedak dan Bacawagub Sebastian Salang Yang Perlu Diketahui
Sungguh pun begitu, Ahmad atang melihat ada problem politik yang dihadapi oleh Paslon Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang terkait pintu masuk.
Ahmad Atang menjelaskan, walaupun Sebastian Salang berlatar belakang politisi partai Golkar, namun secara struktural Golkar telah memutuskan untuk mendorong kader-kader untuk maju menjadi Gubernur bukan Wakil Gubernur. Itu artinya, jika DPD 1 Partai Golkar NTT tegak lurus dengan instruksi partai, maka Paslon OaSe harus mencari pintu lain selain Golkar. “Maka Sebastian akan berseberangan dengan Golkar,” kata Ahmad Atang.
Sementara Orias Petrus Moedak yang bukan seorang partisan, namun memiliki kedekatan secara politik dengan PDI Perjuangan; hal ini dinilai Ahmad Atang bisa menjadi alternatif, walau tentu harus bersaing dengan figur calon Gubernur lainnya yang merupakan kader langsung PDI Perjuangan.
Jika hal terburuk terjadi yakni Paslon Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang tidak mendapatkan pintu dari Partai Golkar dan PDI Perjuangan maka mereka harus membangun negosiasi dengan partai lain. “Dan ini pekerjaan tidak mudah,” tegas Atang.
Terlepas dari pintu masuk, Ahmad Atang menjelaskan, secara elektoral Orias Petrus Moedak hadir dari basis politik sosiologis yang relatif kecil karena sebagai orang Rote. Sedangkan Sebastian Salang dari Manggarai – Flores mewakili basis yang relatif besar. Dan untuk memperkuat dukungan keduanya memiliki ide dan gagasan tentang NTT lebih baik. Ini merupakan nilai yang mau diperjuangkan dengan mengembangkan politik gagasan daripada politik primordial. (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post