• Home
  • NTT Ini Hari
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Polkam
  • Pendidikan
  • Nasional
  • Wisata
  • Profil
Kamis, Oktober 30, 2025
  • Login
Ini Hari
  • Home
  • NTT Ini Hari
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Polkam
  • Pendidikan
  • Nasional
  • Wisata
  • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • NTT Ini Hari
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Polkam
  • Pendidikan
  • Nasional
  • Wisata
  • Profil
No Result
View All Result
Ini Hari
No Result
View All Result
Home Wisata

Sejarah Moko di Nusa Kenari NTT

michlaura by michlaura
in Wisata
0
Sejarah Moko di Nusa Kenari NTT

Moko di Pulau Alor (foto: Savanaparadise.com)

Share on Facebook Share
Share on Pinterest Pin it
Share on TwitterTweet
Send To Devices Send
Moko di Pulau Alor (foto: Savanaparadise.com)
Moko di Pulau Alor (foto: Savanaparadise.com)

Bentuk moko di Alor tergolong nekara tipe pejeng dengan bentuk dasarnya lonjong seperti gendang berbagai ukuran. Moko berbentuk seperti drum dengan diameter 40 – 60 sentimeter dan tingginya 80 – 100 sentimeter, memiliki 4 telingga yang berfungsi sebagai peganggan

Inihari.co – Salah satu keunikan yang dapat Anda jumpai di Pulau Alor Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah ditemukannya banyak moko (bukan Moko Haram ya!), padahal benda ini adalah salah satu peninggalan budaya pra-sejarah Dongson di Vietnam Utara. Selain dikenal sebagai dikenal sebagai Negeri Kenari, Pulau Alor juga memiliki julukan Negeri Seribu Moko, itu tidaklah mengherankan karena memang moko telah berperan penting bagi masyarakat Alor sejak zaman dahulu.

Masyarakat Alor menyebut moko sebagai sebutan untuk nekara perunggu. Umumnya bentuk moko di Alor tergolong nekara tipe pejeng dengan bentuk dasarnya lonjong seperti gendang berbagai ukuran. Moko berbentuk seperti drum dengan diameter 40 – 60 sentimeter dan tingginya 80 – 100 sentimeter, memiliki 4 telingga yang berfungsi sebagai peganggan. Pola hiasnya beragam tergantung zaman pembuatannya, bila diperhatikan seksama bentuknya mirip dengan benda-benda perunggu di Pulau Jawa pada masa Kerajaan Majapahit.

Hampir dipastikan tidak ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Pulau Alor. Banyak suku tradisional di Pulau Alor percaya bahwa Moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya sangat tinggi. Moko dahulu ternyata sempat berfungsi sebagai alat tukar ekonomi masyarakat pulau ini, bahkan sempat menyebabkan inflasi pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan penguasa pun membuat sistem baru dengan membatasi peredaran Moko di Pulau Alor. Di beberapa suku tradisional di Pulau Alor, moko juga digunakan sebagai gendang untuk mengiringi tarian adat. Biasanya alat musik gong dan moko dimainkan untuk mengiringi tari-tarian tradisional seperti tarian lego-lego.

Moko memiliki peranan penting bagi masyarakat Alor, yaitu kepemilikan terhadap jumlah dan jenis moko tertentu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Misalnya saja kepemilikan moko malei tana atau moko itkira menunjukan status sosial yang cukup tinggi dan terpandang. Bahkan yang memiliki kedua Moko tersebut memiliki pengaruh dalam setiap kepemimpinan tradisional masyarakat Alor.

Selain sebagai alat musik tradisional, moko juga berfungsi sebagai peralatan belis atau mas kawin. Dalam tradisi pernikahan masyarakat Alor, moko digunakan sebagai alat pembayaran belis atau mas kawin seorang laki-laki kepada calon istrinya, itu karena moko dipercaya dapat mengikat pernikahan. Hingga kini, adat menjadikan moko sebagai mahar masih terus berlangsung. Suku di Alor yang masih menetapkan mas kawin dengan moko adalah suku Darang (Raja), Tawaka, Kalondama, Kawali, dan Balomasali. Tinggi rendahnya status sosial dinilai oleh banyaknya moko yang disanggupi saat membayar mas kawin. Apabila pihak keluarga pria tidak memiliki Moko maka mereka harus meminjam moko kepada tetua adat. Peminjaman ini pun tidaklah gratis karena pihak keluarga pria harus menggantinya dengan sejumlah uang yang cukup besar. Sulit memisahkan peran moko dan belis dalam kehidupan masyarakat Alor terutama dalam perkawinan. Fungsi moko di Alor hampir mirip dengan gading di Flores Timur.

Sampai saat ini masih banyak suku yang menyimpang moko itu untuk kepentingan adat perkawinan. Akan tetapi, sangat disayangkan juga banyak yang telah dibawa ke luar Pulau Alor oleh para pemburu barang antik. Harga satu buah Moko bervariasi dimana itu bergantung pada besar kecilnya ukuran moko, tahun pembuatannya, serta pola hiasnya. Akan tetapi, bagi masyarakat Alor, moko tidak dapat diukur dengan uang karena moko mempunyai kedudukan dan nilai tersendiri dalam budaya, sejarah, dan sistem sosial masyarakat Alor.

Anda dapat mengunjungi Museum 1000 Moko di Jalan Diponegoro, Kalabahi, untuk melihat langsung beragam jenis moko serta kekayaan budaya Alor lainnya, termasuk juga tenunan indah Alor (kawate) yang kaya warna dan corak. Museum ini berambisi mengoleksi moko dalam jumlah banyak hingga 1.000 atau lebih dengan mengumpulkannya dari masyarakat maupun dari luar Alor. Di museum ini Anda dapat menemukan satu-satunya moko yang paling besar yang disebut moko nekara yang ditemukan Simon J Oil Balol berdasarkan petunjuk mimpi. Anda juga akan melihat 23 moko ukuran kecil setinggi tiga atau empat jengkal orang dewasa.

Pilihan lain untuk melihat beragam jenis moko Alor adalah mengunjungi Desa Bumpa Lola yang dikenal juga sebagai “Desa Seribu Moko”. Desa ini dianggap yang paling banyak menyimpan moko tetapi tidak untuk diperjualbelikan. Di sini moko diwariskan turun-temurun sebagai mas kawin untuk pasangan yang baru menikah serta sebagai simbol status sosial. Mereka wajib menyimpan dan menjaganya, apabila menghilangkannya maka keluarga tersebut akan kehilangan wibawa di masyarakat.

(Berbagai Sumber)

Juara Miss Grand Tourism Indonesia 2023, Celia Ivanca : Ini Berkat Dukungan Bunda Julie

Promosi Komodo dan Labuan Bajo, Julie Sutrisno Laiskodat Fasilitasi Miss Internasional ke Manggarai Barat

Panggung Indonesia Fashion Week 2022 Digemerlapi Busana Karya Emas 14 Desainer NTT

Dukung Sektor Pariwisata NTT, BPJN Benahi Jalan di Labuan Bajo

Pembangunan Jalan Bokong-Lelogama, Bebaskan Masyarakat Yang Terisolasi

Rehabilitasi Bendungan Haliwen Dipastikan Selesai Tepat Waktu

Sambut HUT Ke-5, Aston Kupang Hotel Gelar Kegiatan Sosial

HUT Kota Kupang ke-23 Akan Dimeriahkan Dengan Sejumlah Kegiatan

Berawal Dari Tak Hiraukan Masalah Sampah, Sejumlah Hotel Terancam Tutup

Taman Kota Eks Teluk Kupang Akan Ada Terowongan Penghubung

Pengelolaan Pariwisata di NTT Akan Diserahkan ke Pihak Ketiga

13 Ribu Wisman berkunjung ke Kupang selama 2017

Post Views: 1,830
Advertisement Banner
Previous Post

Mayat Tak Beridentitas Ditemukan Seorang Anak

Next Post

Jalur ‘Tikus’ Persulit Pengawasan Penyelundupan BBM di Wilayah Perbatasan

michlaura

michlaura

Next Post
Jalur ‘Tikus’ Persulit Pengawasan Penyelundupan BBM di Wilayah Perbatasan

Jalur ‘Tikus’ Persulit Pengawasan Penyelundupan BBM di Wilayah Perbatasan

Discussion about this post

Ini Hari

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow us

Recent News

Yafet Yeferson Horo Serap Aspirasi dan Bantu Warga Dua Kelurahan di Dapil Alak

Yafet Yeferson Horo Serap Aspirasi dan Bantu Warga Dua Kelurahan di Dapil Alak

Kapolda NTT Diminta Kawal Ketat Gelar Perkara Khusus Kasus Ade Iswandi

Kapolda NTT Diminta Kawal Ketat Gelar Perkara Khusus Kasus Ade Iswandi

Categories

  • Ekbis
  • Entertainment
  • Hukrim
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Konstruksi
  • Kupang Metro
  • Kupang Oelamasi
  • Nasional
  • NTT Ini Hari
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Polkam
  • Profil
  • Wisata
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms of Service

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • NTT Ini Hari
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Polkam
  • Pendidikan
  • Nasional
  • Wisata
  • Profil

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In