
Kupang, inihari.co- Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018 – 2023, Marianus Sae saat menghadiri acara diskusi meja bundar bersama bakal calon Gubernur Ibrahim Medah dan Jacky Uly di Hotel Ima Kupang pada Senin, 23 Oktober 2017, secara tegas mengatakan, pemimpin daerah tidak boleh beralasan, apalagi mengeluh tentang ketertinggalan daerahnya akibat keterbatasan keuangan, jika keuangan daerahnya sendiri belum dikelola secara baik dan tepat guna.
Marianus Sae mengatakan, saat terpilih sebagai Bupati Kabupaten Ngada untuk periode pertama pada tahun 2010, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Ngada saat itu hanya sebesar 484 miliar rupiah. Dari APBD yang minim tersebut kemudian diefisiensi atau dilakukan pemangkasan anggaran pada perangkat daerah (PD) yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan publik.
Pemangkasan tersebut dilakukan melalui asistensi pada tiap perangkat daerah. “Saya tanya Sekretaris Daerah (Sekda), perangkat-perangkat daerah mana yang tidak berhubungan dengan aspek infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, maka anggarannya saya pangkas,” ungkap Marianus.
Dari pemangkasan itu, sejumlah perangkat daerah yang awalnya mengelola anggaran sebesar dua hingga tiga miliar rupiah, terpangkas hingga tersisa 25 juta rupiah pertahun. Hasil pemangkasan itu membuat pemerintah Ngada mendapatkan dana sebesar 191 miliar rupiah yang kemudian dikelola untuk pembangunan fasilitas infrastruktur, peningkatan mutu pendidikan, mutu kesehatan, dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui dinas teknis yang terkait.
Marianus Sae mengaku, tindakan efisiensi melalui pemangkasan anggaran memang merupakan tindakan revolusioner dan mengganggu kenyamanan sejumlah pimpinan perangkat daerah yang selama ini mengelola anggaran yang besar. Namun hal itu tetap harus dilakukan, demi pemenuhan kesejahteraan masyarakat.
“Tahun pertama dari pemangkasan, puluhan miliar dana kami genjot untuk pembangunan infrastruktur jalan hingga ke pelosok. Sisanya dibangun untuk pendidikan melalui dana bantuan operasional pendidikan (Bosdik), kesehatan melalui bantuan kesehatan daerah (Bokda), serta membantu peningkatan perekonomian masyarakat. (Baca Juga: Infrastruktur Menjadi Urat Nadi Perekonomian Daerah)
Selain itu, ada juga jaminan kesehatan masyarakat Ngada (JKMN), penambahan tenaga dokter melalui pengiriman 12 anak daerah Ngada berprestasi untuk sekolah dokter, beasiswa S1 bagi mahasiswa kurang mampu, dan beasiswa bagi 152 mahasiswa S2,” kata Marianus.
Marianus menambahkan, setelah infrastruktur mulai memadai di kabupaten Ngada, dirinya juga meluncurkan program pemberdayaan ekonomi rakyat (Perak) yang terdiri dari perak ternak, perikanan, kelautan, kehutanan dan hortikultura. “Semua upaya tersebut kini berhasil meningkatkan APBD kabupaten Ngada menjadi sebesar 861 miliar rupiah,” katanya.
Untuk holtikultura, lebih lanjut Marianus mengatakan, kini telah menjadikan Ngada sebagai daerah penyuplai sayur-sayuran untuk empat kabupaten lain di pulau Flores, yakni kabupaten Nagakeo, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat.
Berdasarkan seluruh keberhasilan tersebut, Marianus Sae yakin bahwa jika dirinya dipercayakan oleh seluruh masyarakat NTT untuk memimpin provinsi selama Lima tahun ke depan, maka keberhasilannya di Ngada juga akan diterapkan di NTT, agar seluruh Kabupaten Kota yang ada di NTT juga bisa keluar dari ketertinggalan dan keterbelakangan. (Yantho)
Discussion about this post