Kupang, inihari.co- Orang tua, sekolah, dan seluruh tenaga kesehatan di Kota Kupang dinilai perlu terlibat aktif dalam upaya penanganan dan pencegahan Tuberkulosis atau TBC pada anak. Semua stakeholder wajib ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan menjamin kesehatan anak di Kota Kupang.
Hal ini dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang – Tiurmasari Saragih usai kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan penyakit-penyakit pada anak yang digelar selama dua hari di Aston Hotel Kupang, tanggal 30 sampai 31 Mei 2023, hasil kerjasama Dinas Kesehatan Kota Kupang dan UNICEF.
Menurut Tiurmasari Saragih, kasus TBC di Kota Kupang belum di jaring atau skrining secara baik sehingga masih banyak anak yang lolos dan tidak mendapatkan penanganan dan pencegahan TBC secara baik. Hingga saat ini skrining kasus TBC pada anak di Kota Kupang belum mencapai 12 persen per tahun.
Lebih lanjut dikatakan, kasus TBC pada anak sebenarnya bisa ditemukan dalam proses investigasi kontak, karena anak tidak mungkin jauh dari orang tua.
“Seluruh anak harus didata. Bukan untuk mengejar target namun agar anak terhindar dan bisa diobati sedini mungkin. Anak yang terlanjur kontak dengan orang tua penderita TBC, wajib mendapat terapi pencegahan tuberkulosis atau TPT,” kata Tiurmasari.
Agar skrining dapat berjalan sesuai target, kini telah dilakukan kolaborasi dengan pengelola program Manajemen Terpadu Balita Sakit atau MTBS. Tujuannya, agar setiap balita yang datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasyankes, wajib mendapat penegakan diagnosa menggunakan MTBS.
“Dengan skrining menggunakan MTBS, maka keluarga yang batuk atau pernah TBC bisa dijaring dan diberikan pengobatan agar orang tua bisa sehat dan anak pun ikut terlindung,” terangnya.
Dirinya menambahkan, pada hakikatnya jaminan kesehatan untuk anak bebas TBC sudah menjadi kewajiban bersama semua pihak, baik pemerintah, bidang kesehatan, komunitas kesehatan, bidang pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan jurnalis.
“Anak-anak yang terkena TBC harus ditemukan untuk selanjutnya diobati agar mereka bisa tumbuh sehat secara optimal demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post