
Kupang, inihari.co- Badai Seroja masih meninggalkan trauma serta derita bagi masyarakat Kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak warga mengalami kerugian materil yang tidak sedikit akibat rumah diterjang badai pada bulan Mei 2021 lalu. Dalam melakukan perbaikan rumah yang rusak, warga pada umumnya mengharapkan uluran tangan pemerintah, sebab bencana yang datang di tengah pandemi Covid-19 telah membuat mereka kewalahan secara materi dalam melakukan pengadaan bahan bangunan.
Pemerintah selama ini terus berupaya membantu warga yang terkena dampak Seroja, terlebih yang rumahnya mengalami kerusakan berat.
Di akhir November 2021, sejumlah warga Kota Kupang mendapat bantuan bahan bangunan untuk perbaikan rumah mereka yang rusak. Namun bantuan tersebut ternyata menimbulkan persoalan baru, sebab proses penyalurannya dinilai tebang pilih atau pilih kasih.
Warga Kelurahan Naikolan mengkritisi proses penyaluran bantuan Seroja yang ditengarai dilakukan oleh pemerintah Kota Kupang. Sebab warga yang terdampak sangat serius, tidak tercantum sebagai penerima bantuan. Hal tersebut menyebabkan persepsi di tengah warga akan adanya ketidakadilan pemerintah terhadap masyarakat. Mereka menilai pemerintah Kota Kupang telah melakukan penyerahan bantuan secara tidak tepat sasaran.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Kupang – Jemari Yoseph Dogon pada Selasa (30/11/2021) mengatakan, kritikan warga terhadap pemerintah tersebut dilontarkan saat dirinya melakukan reses di Kecamatan Maulafa. Warga pada umumnya meminta dirinya untuk memperjuangkan aspirasi warga dalam mendapatkan keadilan dari pemerintah.
“Jadi mereka kritisi soal penyaluran bantuan Seroja. Katanya ada bantuan seng dan paku, namun itu bagi warga tertentu, sehingga warga yang terdampak serius tidak dapat. Untuk itu saya harap pemerintah harus melihat hal ini secara baik. Penyaluran harus benar-benar tepat sasaran,” katanya.
Lebih lanjut Jemari Yoseph Dogon mengatakan, untuk penyaluran bantuan, pemerintah juga seharusnya melihat secara jeli, apa yang harus diberikan. Jangan lagi memberikan bantuan seng dan paku, sebab pada umumnya kerusakan atap sudah diperbaiki secara mandiri oleh warga beberapa waktu lalu sebelum masuk musim hujan.
“Kalau seng untuk atap itu sudah mereka perbaiki sebelum bulan Oktober – November lalu. Mereka tidak mungkin tunggu bantuan sebab jika mereka biarkan rumah bolong dari awal Mei lalu, maka dipastikan kerusakan sudah bertambah besar,” ujarnya.
Untuk itu menurut Jemari Yoseph Dogon, dalam menyalurkan bantuan di waktu sekarang, pemerintah sebaiknya mengkonversikan semua bantuan dalam bentuk uang. Tujuannya adalah, agar warga bisa menggunakan uang tersebut untuk mengganti pengeluaran mereka terhadap bahan bangunan yang sudah mereka adakan secara mandiri.
“Banyak warga yang dalam melakukan perbaikan mandiri itu uangnya hasil pinjaman dari Koperasi dan Bank. Untuk itu sebaiknya pemerintah berikan bantuan uang saja untuk mereka gunakan menutup utang. Dengan uang, mereka juga bisa pakai sesuai dengan kebutuhan perbaikan mereka,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang – Jimi Didok mengatakan, penyaluran bantuan Seroja yang berlangsung di tengah masyarakat Kota Kupang saat ini adalah penyaluran bantuan pihak ketiga. Dan proses penyaluran serta kewenangannya ada di pemerintah Provinsi melalui BPBD Provinsi NTT.
“Jadi ini bantuan pihak ketiga yang selama ini santer senilai 10,8 miliar rupiah. Itu merupakan domain Provinsi NTT. Kota Kupang dan 15 kabupaten lain yang terimbas badai Seroja memang mendapat bantuan tersebut, namun penyalurannya oleh BPBD Provinsi NTT. BPBD Kota Kupang hanya mendampingi BPBD Provinsi NTT saat penyaluran,” jelasnya.
Lebih lanjut Jimi Didok menjelaskan, khusus di Kota Kupang, ada 40 Kelurahan di 6 Kecamatan yang menjadi sasaran bantuan Seroja yang bersumber dari pihak ketiga, dengan total sebanyak 4.214 KK sebagai penerima bantuan.
Berikut Rincian Jumlah KK Penerima Bantuan Beserta Jumlah dan Nilai Bantuan:
- Kecamatan Alak sebanyak 933 KK penerima bantuan, terdiri dari 9.330 lembar seng dan 933 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 634 juta 440 ribu rupiah.
- Kecamatan Maulafa sebanyak 1.186 KK penerima bantuan, terdiri dari 11.860 lembar seng dan 1.186 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 806 juta 480 ribu rupiah.
- Kecamatan Oebobo sebanyak 391 KK penerima bantuan, terdiri dari 3.910 lembar seng dan 391 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 265 juta 880 ribu rupiah.
- Kecamatan Kelapa Lima sebanyak 338 KK penerima bantuan, terdiri dari 3.380 lembar seng dan 338 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 229 juta 840 ribu rupiah.
- Kecamatan Kota Lama sebanyak 268 KK penerima bantuan, terdiri dari 2.680 lembar seng dan 268 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 182 juta 240 ribu rupiah.
- Kecamatan Kota Raja sebanyak 1.098 KK penerima bantuan, terdiri dari 10.980 lembar seng dan 1.098 kilogram paku, dengan total nilai bantuan sebesar 746 juta 640 ribu rupiah.
- Total keseluruhan penerima bantuan di Kota Kupang sebanyak 4.214 KK, terdiri dari 42.140 lembar seng dan 4.214 kilogram paku, dengan jumlah nilai bantuan sebesar 2 miliar 865 juta 520 ribu rupiah.
“Jadi perlu saya tegaskan kembali, bantuan Seroja yang saat ini disalurkan bukan bantuan dari Pemerintah Kota. Itu dari pihak ketiga dan menjadi hak penuh pihak Provinsi NTT. Pendistribusiannya langsung dari penyedia, dan kami hanya hadir sebagai saksi,” tutupnya. (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post