
Kupang, inihari.co- Dari target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2020 sebesar satu triliun 548 miliar rupiah, realisasinya nanti diperkirakan hanya akan mencapai 70 persen atau sebesar satu triliun 83 miliar 600 juta rupiah.
Perkiraan ketidak-capaian target PAD tersebut dihitung setelah adanya Virus Corona yang melanda dunia, termasuk NTT dan Indonesia secara keseluruhan, sehingga menyebabkan banyak kegiatan dan aktivitas menjadi tidak berjalan seperti biasanya.
Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT, Dr. Zeth Sony Libing saat ditemui diruangannya pada Selasa, 21 April 2020, mengatakan bahwa target PAD sebesar satu triliun 548 miliar rupiah itu merupakan target yang sudah ditetapkan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT; dan saat ini pencapaiannya sudah mencapai 24 persen atau sebesar 371 miliar 520 juta rupiah.
Menurutnya, target PAD tersebut sudah terjabarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT. Sehingga, meskipun realisasinya diperkirakan tidak akan mencapai target, namun akan diusahakan agar pengurangan yang terjadi tidak boleh terlalu besar.
“Kami akan terus berupaya agar pencapaiannya tidak boleh selisih terlalu jauh dari target yang sudah ditentukan. Sebab jika ketidak-capaian nantinya terlampau besar maka akan mempengaruhi seluruh rencana pembangunan, akibat banyaknya program-program pemerintah yang tidak berjalan dengan baik,” terang Libing.
Zeth Sony Libing menjelaskan, penyumbang terbesar pada ketidak-capaian target PAD terdapat pada pendapatan pajak kendaraan bermotor. Variabel yang mempengaruhi pengurangan PAD dari sumber tersebut salah satunya karena animo pembelian kendaraan bermotor baru, baik roda dua maupun roda empat mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, pembayaran pajak kendaraan oleh masyarakat juga diperkirakan akan menurun dan terjadi penundaan.
“Pengurangan pendapatan pada pajak kendaraan bermotor diperkirakan mencapai 20 persen, atau sebesar 184 miliar 200 juta rupiah dari total 921 miliar yang ditargetkan. Sehingga, PAD dari sumber tersebut nantinya diperkirakan hanya mencapai sekitar 736 miliar 800 juta rupiah,” ungkap Libing.
Selain dari pajak, pengurangan PAD juga dikatakan berasal dari target retribusi yang mengalami pengurangan sebesar 41 persen atau sebesar 70 miliar rupiah dari target 170 miliar.
Pengurangan pada retribusi tersebut, selain akibat Virus Corona, juga diakibatkan adanya Virus Babi yang sangat mempengaruhi pendapatan retribusi dari sektor peternakan. Selain itu, retribusi juga mengalami pengurangan karena banyak kapal yang tidak bisa beroperasi, termasuk mematikan lalu lintas pengangkutan rumput laut antar pulau.
Terkait usaha yang akan dilakukan Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT dalam rangka memperkecil pengurangan selisih pencapaian PAD tahun 2020, Zeth Sony Libing mengaku, akan mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset daerah yang ada dengan cara disewakan kepada pengusaha atau investor yang ingin mengelola aset tersebut.
“Sekecil apapun aset tersebut, entah digunakan sebagai tempat cuci mobil, bengkel atau meubeler akan kami sewakan demi PAD NTT,” kata Libing.
Ia mengaku, saat ini sudah ada empat bidang tanah milik pemerintah provinsi NTT di Kota Kupang yang diminta investor untuk digunakan sebagai tempat berinvestasi, termasuk untuk pembangunan hotel dan restoran.
Selain itu, ada juga aset pemerintah Provinsi NTT di Bandung dan Jakarta serta Depok yang sudah pada tahap proses penandatanganan kontrak dengan pihak ketiga yang ingin mengelola, namun sementara tertunda akibat belum stabilnya lalu lintas udara karena Virus Corona.
“Selama ini anggaran dari sewa aset hanya memberi kontribusi sebesar 20 persen untuk PAD kita. Namun hal itu karena aset-aset yang ada belum semuanya dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, diharapkan dengan pemanfaatan aset-aset secara optimal, maka bisa sedikit menutupi kekurangan PAD akibat pengurangan yang terjadi pada sumber pajak kendaraan,” tutup Libing. (Yantho)
Discussion about this post