
Kupang, inihari.co- Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) siap mendukung pembangunan di NTT melalui pencairan dana pinjaman daerah.
Hal ini dikatakan Direktur Utama Bank NTT – Isak Edward Rihi saat dihubungi media ini pada Rabu (15/01/2020).
Menurutnya, dalam proses pinjaman daerah, akan dilakukan melalui dua opsi, yakni melalui melalui Sindikasi dengan Bank lain atau melalui jaminan dari Pemerintah Pusat.
“Soal pinjaman itu pada prinsipnya bisa dilakukan. Ada dua opsi yang bisa ditempuh, yakni melalui Sindikasi dengan bank lain, dan hal tiu kini sudah dalam proses karena menyangkut batas maksimum pemberian kredit (BMPK). Sementara opsi kedua adalah, Bank NTT dengan dukungan penuh Bapak Gubernur NTT, memperjuangkan jaminan ke Pemerintah pusat. Sebab, dengan jaminan ini maka BMPK bisa dikecualikan, ” katanya.
Saat ini, Ia mengatakan, Bank NTT selaku pemberi pinjaman juga telah berkoordinasi dengan perbankan lain untuk mendukung kelancaran pencairan pinjaman bagi Pemerintah Daerah (Pemda).
Dijelaskan, pinjaman daerah ini sebenarnya inisiatif Bank NTT. Hal itu untuk mendukung Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota agar bisa melakukan percepatan pembangunan, serta untuk meningkatkan kontribusi Bank NTT terhadap pembangunan daerah di NTT.
“Ini merupakan salah satu bagian dari transformasi bank NTT. Sebab sebagai bank milik pemerintah daerah, Bank NTT tentu siap untuk membantu pembangunan di daerah,” tegasnya.
Terkait pembayaran bunga dan pokok, Isak Rihi mengaku, telah diatur dalam Penetapan APBD I (Satu) tahun 2020, sehingga tidak ada masalah soal pembayaran bunga dan pokok ke Bank NTT.
Kepala Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT – Zakarias Moruk sebelumnya mengaku bahwa setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi NTT kini tengah menyiapkan administrasi Keuangan agar mencairkan dana Pinjaman Daerah Sebesar 900 milyar dari Bank NTT.
Pencairan dana pinjaman daerah sebesar 900 milyar akan dibagi dalam dua tahap, yakni pada tahap pertama tahun 2020 sebesar 450 milyar, dan pencairan tahap ke dua pada tahun 2021 sebesar 450 milyar.
Menurutnya, dana pinjaman 900 milyar ini seluruhnya akan digunakan Pemerintah untuk membiayai pembangunan Jalan Provinsi sepanjang 900 kilo meter lebih yang kini dalam kondisi rusak berat. (Yantho)
Discussion about this post