
Belu, inihari.co- Semenjak program Nawacita dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo dengan melakukan pembangunan dari wilayah pinggir Indonesia, maka Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi yang berbatasan langsung dengan dua negara, yakni Autralia dan Timor Leste, terus mendapat berbagai pembangunan baru baik berupa jalan, jembatan hingga bendungan.
Khusus untuk Kabupaten Belu yang bertetangga langsung dengan negara Timor Leste, saat ini juga terus mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Salah satu perhatian tersebut berupa pembangunan ruas Sabuk Merah sepanjang 176,19 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Perbatasan NTT – Rofinus Ngilo mengatakan, untuk pembangunan jalur Sabuk Merah dengan total 176,19 kilometer, kini sudah teraspal kurang lebih 44 persen. Sisanya 56 persen yang masih berupa jalan tanah, dipastikan akan dibangun dan fungsional secara menyeluruh pada tahun 2019 mendatang.
“Saya optimis semua pembangunan jalan untuk ruas Sabuk Merah untuk tahun 2018 akan selesai tepat waktu. Ada tiga paket dalam wilayah penanganan saya dan semuanya berkondisi sama, yakni tinggal dilakukan pengaspalan pada minggu depan,” kata Rofinus yang ditemui di lokasi pekerjaan paket jalan Nualain – Dafala pada Kamis, 13 Desember 2018.

Menurut Rofinus, saat ini paket pekerjan yang ditanganinya sudah tuntas untuk tahap agregat kelas A dan sementara dilakukan penghamparan Prime Coat untuk selanjutnya dilakukan pengaspalan. Pekerjaan tersebut diyakininya akan selesai lebih awal dari waktu yang ditentukan, atau sebelum tanggal 31 Desember.
“Ada metode-metode percepatan yang saya lakukan, yakni dengan menambah jam kerja (Lembur) dan ditunjang dengan penambahan alat kerja. Pengawasan yang selalu melekat di lokasi kerja dan penyediaan material yang tidak pernah terlambat, juga menjadi faktor utama yang membuat saya optimis bahwa pekerjaan akan selesai lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Saya juga selalu melakukan evaluasi rutin agar pekerjaan bisa berjalan dengan cepat namun mutu dan kualitas pekerjaan tetap terjaga,” terangnya.
Sementara itu Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang – M. Napitupulu yang diwawancarai terpisah usai acara Pengisian Awal Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu pada Kamis, 13 Desember 2018, juga mengaku bahwa pembangunan ruas Sabuk Merah akan terus diprioritaskan hingga tahun 2019 mendatang, sampai jalur tersebut benar-benar bisa difungsikan.
“Untuk Tahun 2019 nanti, anggaran yang kami kelola untuk pembangunan jalan nasional di NTT nilainya sama besar dengan tahun 2018, yakni sebesar 1 triliun 400 miliar rupiah. Khusus untuk pembangunan ruas Sabuk Merah, kami masih memprioritaskan pada sektor timur yang menghubungkan dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) antara Motaain di Kabupaten Belu dan Motamasin di Kabupaten Malaka. Sehingga untuk sektor barat, akan dibangun tahun 2021 setelah seluruh pembangunan di sektor timur selesai,” tegasnya. (Yantho)
Discussion about this post