
Kupang, inihari.co- Minimnya drainase di wilayah Kota Kupang dinilai telah menjadi penyebab utama terciptanya banjir ketika musim hujan tiba. Air hujan yang tidak dapat mengalir secara baik pada umunya telah menciptakan kubangan-kubangan air di jalanan, bahkan sering meluap hingga menggenangi pemukiman warga.
Menurut Wakil Ketua Komisi Tiga DPRD Kota Kupang, Kamilus Selly Tokan asal PDI-Perjuangan yang ditemui di kantor DPRD Kota Kupang, persoalan banjir di musim hujan akibat tidak adanya perencanaan yang baik oleh pemerintah ketika melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan di Kota Kupang. Seluruh jalan Hotmix yang dibangun, tidak disediakan dengan fasilitas pendukung yakni drainase.
Kamilus menceritakan, selama ini masyarakat khususnya di kecamatan Oebobo sangat gembira dan memberikan apresiasi kepada pemerintah ketika lingkungan mereka disediakan jalan hotmix. Namun kegembiraan mereka seringkali berubah di saat musim hujan ketika air hujan mulai menggenangi rumah mereka akibat tidak adanya saluran yang mengaliri air ketempat yang semestinya.
“Hal ini perlu ada perhatian serius dari pemerintah. Pemerintah harus memiliki bank data yang lengkap untuk mendukung perencanaan pembangunan jalan. Pembangunan jalan harus melalui perencanaan yang matang, bukan sekedar dibangun karena pemerintah sudah miliki dana,” kata Kamilus, Senin (22/01/2018).
“Contohnya di wilayah Kelurahan Kayu Putih. Akibat tidak adanya drainase maka air hujan yang mengalir juga tidak dapat diatur untuk mengarah ke kali. Air pada umumnya mengalir dan tertampung menjadi kubangan besar layaknya kolam di samping Hotel Dua Lontar,” katanya.
Kamilus berharap, dalam perubahan angararan tahun 2018 ini, pemerintah Kota Kupang sudah bisa berupaya membangun drainase di setiap bahu jalan di Kota Kupang. Tujuannya agar kedepan persoalan banjir di musim hujan bisa teratasi.
Masyarakat juga dinilai perlu turut berpartisipasi aktif melalui kerelaan diri menyerahkan sedikit lahan demi pembangunan drainase. “Memang pemerintah sudah menyiapkan dana ganti rugi bagi warga yang memberikan lahan untuk pembangunan drainase. Namun jika warga tidak bersedia memberikan lahan, maka pemerintah juga tidak dapat memaksa untuk membangun drainase di bahu jalan. Alhasil, persoalan banjir di Kota Kupang akan terus berlanjut,” ungkapnya. (Yantho)
Discussion about this post