
Kupang, inihari.co – Manajemen Bank Pembangunan Daerah (Bank NTT) Kupang diduga TELAH membeli sejumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bekas dari DKI Jakarta. Kendatipun barang bekas, namun transaksi jual beli mesin ATM layaknya barang baru sehingga harganya cukup mahal.
“Hal ini mendekati faktor kebenaran karena sejumlah mesin ATM di Kupang sering rusak dan sudah banyak masyarakat yang mengeluh,” kata anggota Komisi III DPRD NTT, Gabrial Suku Kotan saat rapat dengar pendapat dengan jajaran Direksi bank NTT diruang Komisi, Jumat (6/3).
Menurut politisi Partai Demokrat itu, sesuai informasi yang diperolehnya kalau pengadaan mesin ATM yang dilakukan Bank NTT tidak sesuai dengan spek. Selain itu, kuat dugaan beberapa unit mesin ATM itu dibeli dari Bank DKI Jakarta. Artinya, mesin ATM yang dibeli adalah barang bekas pakai yang resiko kerusakannya sangat tinggi.
Semestinya masyarakat mendukung semua fasilitas ATM yang diberikan Bank NTT dalam membantu nasabah untuk melakukan transaksi keuangan. Namun, jika benar bahwa sebagian besar mesin itu tidak sesuai spek dan dibeli dari Bank DKI, maka wajar pertanyakan.
“Namanya barang bekas, pasti beda mutunya dengan barang baru. Kenapa tidak beli baru sesuai dengan harga dalam proses pengadaan tetapi ambil barang bekas,” tegas Gabrial.
Namun hal itu dibantah Direktur Utama Bank NTT, Daniel Tagu Dedo yang menjelaskan sejak 2010 sampai dengan 2014, pihak Bank NTT baru dua kali melakukan pengadaan mesin ATM, yakni pada 2010, 54 unit dan 2014, 54 unit mesin ATM.
Kepada anggota Komisi III DPRD NTT, Dirut Bank NTT, Tagudedo menjelaskan, mesin ATM yang ada sekarang bukan dibeli, melainkan disewa dengan harga Rp2.531.000 per unit per bulan.
“Kalau dibeli maka ada resikonya, yakni bila rusak maka butuh biaya perbaikan, tetapi kalau disewa maka apabila rusak mesin ATM itu bisa diganti,” kata Daniel.
Dia menjelasakan enam dari 108 unit ATM tersebut diberikan secara gratis oleh Bank DKI, namun sifatnya hanya sementara saja dan akan diganti. Sampai dengan saat ini Bank NTT belum melakukan pengadaan mesin bekas. Mesin yang ada adalah barang sewaan yang sewaktu-waktu akan diganti manakala mengalami kerusakan.
Informasi kalau kami beli mesin bekas atau seken, itu tidak benar karena Bank NTT belum membeli mesin. Mesin yang ada itu adalah barang sewaan,” tegas Tagodedo.
Dia menambahkan, para nasabah Bank NTT tidak perlu cemas dengan informasi tersebut. Bank NTT tidak berani membeli mesin ATM dengan pertimbangan resiko kerusakan, sehingga mesin yang ada diperoleh dengan sistem sewa. (andi)
Discussion about this post