
Kupang, inihari.co – Kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Februari 2015 sangat memberatkan masyarakat berpenghaslan rendah disejumlah daerah. Lonjakan harga beras yang terjadi berdampak pada naiknya harga berbagai kebutuhan pokok lain yang menyulitkan masyarakat.
“Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meredam kenaikan harga beras dipasaran, Perum Bulog saat ini telah melakukan operasi pasar (OP) untuk menjaga stabilitas harga beras,’ kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Timur Alex Malelak, Jumat (27/2).
Menurut Alex, tanpa adanya intervensi dari Perum Bulog melalui operasi pasar, maka dipastikan harga beras sulit dikendalikan. Sebab, jika harga beras tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, namun pedagang dan petani juga turut merasakan dampaknya.
Dijelaskannya, peran aktif Perum Bulog tidak hanya saat musim transisi seperti sekarang, namun pada saat musim panen, Perum Bulog juga berperan melakukan pengadaan dengan membeli beras secara langsung dari petani.
“Untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah, maka Perum Bolug Divre NTT telah berkoordinasi dengan gubernur untuk menggelar operasi pasar di seluruh kabupaten,” jelas Malelak.
Operasi pasar yang digelar secara serentak pada 25 Februari 2015 diseluruh Indonesia, menurut Malelak dilakukan di pasar-pasar tradisional, wilayah kelurahan dengan mengoptimalkan peran Satuan Tugas (Satgas) untuk meredam aksi spekulan yang mengambil keuntungan dari kenaikan harga beras saat ini.
“Bila dilihat dari sisi pasokan, ketersediaan beras masih sangat cukup sehingga harga beras seharusnya tidak semahal saat ini,” jelas Alex.
Dalam operasi pasar yang digelar, setiap kepala keluarga hanya diperkenankan untuk membeli sebanyak 45 kilogram, atau setara dengan setara dengan tiga karung ukuran 15 kilogram per karung, dengan harga satuan per kilogram Rp 7.400.
Selain dilakukan operasi pasar, perum bulog Divre NTT saat ini juga sedang gencar melaksanakan distribusi Raskin tahun 2015 yang sampai saat ini sudah terealisir di 10 kabupaten sebanyak 3.722 ton atau 5 persen dari pagu raskin sebanyak 75.924 ton. (andi)
Discussion about this post