
Kupang, inihari.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur asal Daerah Pemilihan Timor Tengah Selatan, Jefry Un Banunaek menilai Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan lambat dalam penanganan terhadap warga dua desa yang menjadi korban Diaere.
Pasalnya, sejak 21 Januari 2015 lalu, sedikitnya 133 warga di dua desa, yakni desa Oebaki dan desa Enonabuasa, di kecamatan Noebeba terserang diare. Dari 133 orang yang terserang diare, tiga diantaranya telah meninggal dunia.
Korban tersebut yakni Katarina Snae berusia 80 tahun, Nitnael Liunokas 85 tahun, serta Yodi Benu, bayi berusia satu tahun 6 bulan.
“Bila tidak ditangani secepatnya, maka diperkirakan korban akan terus bertambah,” katanya kepada wartawan di gedung Dewan, Senin (26/1). Untuk itu dia mengharapkan adanya koordinasi dari pemerintah kabupaten Timor Tengah Selatan dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sehingga ada penyaluran bantuan dari pemerintah provinsi.
Menurut Jefry, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Posko pelayanan di Kecamatan Noebeba, saat ini pemerintah setempat melalui Dinas kesehatan hanya meminjamkan satu unit mobil untuk operasional. Dan mobil itupun katanya akan ditarik kembali ke Kota Soe, Ibu Kota Timor Tengah Selatan.
Dengan demikian kata politisi Partai PKPI itu, saat ini korban diare dari dua desa sulit mendapatkan pelayanan karena terkendala sarana angkutan. Padahal jarak dari Ibu Kota kabupaten Timor Tengah Selatan ke kecamatan Noebeba berjarak kurang lebih 25 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam lebih. (JJ)
Discussion about this post