Kupang, inihari.co- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 03 April 2024, menggelar Rapat Kerja Daerah Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tahun 2024. Rakerda tersebut bertema “Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045”.
Sesuai jadwal, Rakerda BKKBN NTT itu dilangsungkan selama dua hari, yakni tanggal 3 hingga 4 April 2024, bertempat di Aston Kupang Hotel.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT, Kosmas Lana yang membuka secara resmi Rakerda Program Bangga Kencana 2024, dalam sambutannya mengatakan bahwa program Bangga Kencana memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurunnya program ini merupakan hulu dari semua persoalan yang ada di hilir seperti kemiskinan, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.
“Keberhasilan program KB ditandai dengan menurunnya target Total Fertility Rate (TFR/ angka kelahiran total) hingga mendekati replacement level sebagai prasyarat utama tercapainya Penduduk Tumbuh Seimbang,” katanya.
Dirinya mengapresiasi jajaran pengelola Program Bangga Kencana yang mampu menurunkan TFR dari waktu ke waktu. Tingkat Fertilitas Provinsi NTT berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 1971 adalah 5,96 anak yang artinya seorang perempuan melahirkan 5-6 anak selama masa reproduksinya.
Hasil Long Form SP 2020 menunjukan penurunan TFR menjadi 2,79 yang berarti seorang perempuan rata rata melahirkan dua hingga tiga anak selama masa reproduksinya. Bahkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga BKKBN Tahun 2023 TFR NTT sudah berada pada angka 2,71 anak per wanita usia subur. Kondisi ini menunjukan adanya tren penurunan walaupun jika dibanding dengan pencapaian nasional maka TFR NTT masih jauh dari kriteria Replacement Level dengan TFR sebesar 2,1.
Penurunan fertilitas menjadi penentu penting untuk tercapainya bonus demografi karena dengan menurunnya angka kelahiran mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. “Hal ini menyebabkan rasio ketergantungan menurun dan terciptalah Bonus Demografi yang merupakan suatu kondisi dimana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 65+).
Dengan keberhasilan program Bangga Kencana, Kosmas Lana berharap, dapat mendorong peran keluarga sebagai basis pembentukan karakter dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Rakerda yang dilakukan juga diharap dapat memberikan panduan yang jelas dan komprehensif bagi implementasi program-program tersebut serta dapat memotivasi bagi seluruh stakeholder untuk berkomitmen penuh demi terwujudnya NTT yang lebih maju, sehat dan sejahtera.
Dalam Rakerda Bangga Kencana tahun 2024 ini, BKKBN RI juga menyerahkan secara simbolis Dana Alokasi Khusus (DAK) sub bidang Keluarga Berencana (KB) se-Provinsi NTT sebesar Rp.127 miliar serta penghargaan kepada Penghargaan kepada kabupaten/kota dengan sebagai bentuk apresiasi pelaksanaan Program Bangga Kencana.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto S.Si., M.Eng, mengatakan, dengan dana DAK yang diberikan semoga bisa dimanfaatkan oleh setiap pemerintah kabupaten/kota di NTT untuk menyukseskan seluruh program yang ada.
Untuk diketahui, Rakerda Bangga Kencana itu dihadiri Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN RI, Forkopimda Provinsi NTT, Para Pimpinan Perangkat Daerah di Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi NTT, Pimpinan Organisasi Profesi, Pimpinan NGO dan Kelompok Masyarakat selaku Anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Para Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT dan Para Mitra Kerja Program Bangga Kencana, Para Pejabat Sipil, TNI dan POLRI dan Segenap Mitra Kerja Terkait. (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post