Kefamenanu,inihari.co – Persoalan stunting atau masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak masih menjadi momok dalam pembangunan manusia Indonesia.
Salah satu provinsi yang memiliki masalah stunting cukup tinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan Data Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, prevalensi balita yang mengalami stunting di NTT pada tahun 2022, yakni 17,5 persen. Dan diharapkan pada 2023 turun menjadi 10 persen.
Untuk itu upaya dalam penanganan dan pencegahan stunting di provinsi NTT bukan saja menjadi perhatian pemerintah tetapi telah menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Tiktok di Kota Kupang yang tergabung dalam Komunitas Tiktok Peduli.
Dibawah koordinasi Djoko Sukardan selaku ketua Komunitas, para tiktokers atau creator tersebut pada Sabtu 25 Maret 2023 menyerahkan bantuan sebanyak 120 paket berupa Beras, Telur, Susu, Kacang Hijau serta alat tulis kepada siswa siswi SD Negeri Lanaus, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara.
“Ini merupakan bentuk rasa kepedulian kami terhadap masalah stunting, sehingga kami para insan creator merasa terpanggil untuk bersama pemerintah dan steakholder lainnya dalam upaya bersama mencegah stunting. Semoga bantuan ini juga bermanfaat bagi pengembangan pendidikan adik-adik SD Lanaus,” ungkap Djoko Sukardan yang juga pemilik akun Youtube ‘Pesiar Oto’, Minggu (26/03/2023).
Menurut Sukardan, kegiatan tersebut baru pertama dilakukan pasca terbentuknya Komunitas Tiktok Peduli pada awal Maret 2023 lalu.
Diharapkannya, dengan terbentuknya Komunitas Tiktok Peduli, dapat berguna bagi orang lain, terutama dapat membantu mengurangi beban sesama yang membutuhkan, serta memupuk dan menumbuhkembangkan rasa kemanusian dari para Tiktokers dimanapun berada yang tidak sempat bergabung untuk membantu sesama yang membutuhkan.
“Saya berharap kedepan semakin banyak lagi kegiatan donasi yang kami lakukan sehingga komunitas kami bisa menjadi berkat buat banyak orang,” ungkap calon Notaris ini.
Secara Nasional, prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia pada tahun 2022 berdasarkan Data Kementerian Kesehatan RI yakni sebesar 21,6 persen. Angka tersebut mengalami penurunan 2,8 persen jika dibanding pada tahun sebelumnya yakni sebesar 24,4 persen. (andi sulabessy)
Discussion about this post