
Sabu Raijua, inihari.co- Setelah dipaksa hidup terkurung di balik terali besi di penjara Sidoarjo selama 5 tahun 10 bulan, sosok visioner yang sempat memimpin Kabupaten Sabu Raijua akhirnya kembali ke tanah kelahirannya.
Sebelumnya, Marthen Dira Tome tiba di Kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Sabtu, 01 Oktober 2022, pasca bebas pada Senin, 26 September 2022.
Marthen Dira Tome tiba di pelabuhan Seba, Kelurahan Maba, Kecamatan Sabu Barat pada Jumat, 07 Oktober 2022. Masyarakat simpatisan berbondong-bondong dengan antusias menyambut dirinya, menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada mantan orang nomor 1 di Kabupaten Sabu Raijua ini. Banyak airmata yang tercucur di pelabuhan Seba, menjadi bukti betapa besar rasa rindu dan bahagia masyarakat Sabu Raijua akan kedatangannya.
Cinta dibalas cinta, Marthen Dira Tome pun tak bisa menahan rasa haru melihat betapa dirinya telah dinanti oleh masyarakat Sabu Raijua. Dirinya pun mengeluarkan air mata bahagia, sebab walau sudah tidak menjabat sebagai Bupati di kabupaten tersebut, namun masih banyak cinta yang tersimpan baginya.
Dalam kesempatan tersebut Marthen Dira Tome mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas ketulusan masyarakat dalam menyambutnya kembali ke tanah kelahirannya, walaupun secara sadar mereka tahu bahwa dirinya adalah mantan napi. Dirinya juga meminta maaf di hadapan masyarakat yang hadir sebab semenjak dirinya ditahan KPK, maka janji politik ketika kampanye tidak bisa lagi terlaksana dan ditepati olehnya.
Dirinya pun mengajak masyarakat sabu Raijua untuk tetap bergandeng tangan membangun daerah tercinta dengan menghidupkan kembali pabrik-pabrik garam yang ada beserta semua usaha rumput laut dan pertanian masyarakat yang terkesan tidak terurus secara baik pasca dirinya tidak lagi menjabat sebagai Bupati.
“Saya sebagai perintis, penggagas dan pekerja di tambak garam, sangat menyesal dengan kinerja pemerintah ketika saya tinggalkan. Begitu banyak pabrik di daerah ini, sekarang sudah tidak beroperasi lagi dan malah menjadi kandang ternak. Hasilnya masyarakat menjadi korban dan kehilangan lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Pemerintah kabupaten Sabu Raijua menurutnya telah gagal dalam mengurus semua potensi yang ada di Kabupaten tersebut, sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan arah dalam mencari sumber ekonomi yang sebelumnya sempat dijanjikan pemerintah.
“Jadi seorang pemimpin itu harus bisa menghidupkan orang lain, bukan hanya sekedar pikul jabatan dan senang di atas penderitaan rakyatnya. Kita jadi pemimpin karena rakyat, mereka yang tidak berpendidikan yang cukup, mereka yang kotor, mereka yang tidak paham tentang perubahan tersebut yang sudah menaruh kepercayaan kepada kita untuk mengangkat harkat, martabat serta ekonomi mereka,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, berkat masyarakat maka seorang pemimpin bisa dikenal luas oleh orang luar. Untuk itu pemimpin harus memegang teguh tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan rakyatnya sejahtera, baik dibidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Pemimpin dikatakan sukses jika rakyatnya sejahtera. Jangan pemimpin sejahtera namun rakyatnya menderita.
Marthen Dira Tome pun berjanji bahwa walaupun sudah tidak menjabat Bupati, namun dirinya tetap akan bersama masyarakat melakukan perubahan di kabupaten Sabu Raijua ke arah yang lebih baik. Dirinya bertekad untuk bekerja semaksimal mungkin melalui cara sendiri demi pemenuhan kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua, sebab hal tersebut sudah menjadi tanggung jawabnya yang harus dirinya penuhi. (Lukas Riwu)
Discussion about this post