
Kupang, inihari.co- Menindaklanjuti hasil pembahasan tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Kupang menyangkut pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021, Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang melakukan Uji Petik di lapangan pada Jumat, 27 Mei 2022.
Wakil Ketua Pansus – Zeyto Ratuarat mengatakan, uji petik yang dilakukan meliputi sejumlah pokok pembahasan yang terdapat pada sejumlah lokasi yang sebelumnya sudah dibahas dalam paripurna Pansus.
Ada pun lokasi yang pertama dilakukan uji petik, yakni rumah jabatan Walikota yang direnovasi pada tahun anggaran 2021. Menurut Zeyto, dalam pekerjaan renovasi tersebut masih meninggalkan hutang yang belum dibayarkan oleh pemerintah Kota Kupang kepada pihak ketiga. Namun dalam pemantauan oleh Pansus, pekerjaan renovasi tersebut juga belum semuanya diselesaikan oleh pihak ketiga.
Selanjutnya di lokasi rusunawa dalam pasar Oeba. Ditemukan bahwa ada 2 tenaga kebersihan dan 2 tenaga security yang sudah dipekerjakan sejak bulan Januari namun status mereka belum jelas sehingga mereka belum mendapatkan hak berupa gaji. Untuk itu, Zeyto meminta pemerintah Kota Kupang agar segera memperhatikan hal tersebut.
“Pengelolaan rusunawa juga harus jadi perhatian pemerintah. Peraturan Walikota (Perwali) terkait pengelolaan rusunawa harus direvisi,” katanya.
Anggota Fraksi Partai Golkar ini juga meminta agar penyalahgunaan uang sewa rusunawa yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab harus dilaporkan ke pihak kepolisian agar mendapat pembelajaran sesuai aturan yang berlaku.
Zeyto juga menyoroti soal lampu depan Bank Mandiri dan depan bekas kantor Bupati Kupang. Zeyto mempertanyakan anggaran tahunan yang diperuntukkan pada perencanaan dan pengawasan lampu tersebut. Menurutnya anggaran itu seharusnya tidak perlu dikucurkan karena lampu tersebut sudah ada sejak lama dan berfungsi secara baik selama ini.
Pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang. Pansus juga melakukan pemantauan terhadap alat pencacah sampah hasil bantuan dari pemerintah Pusat. Pansus meminta agar alat-alat itu diamankan dan dijaga dengan baik agar nanti penyalurannya ke kelompok masyarakat juga dalam keadaan baik dan berfungsi.
“Kami harapkan agar nantinya bantuan alat pencacah sampah itu bisa diberikan ke kelompok penerima manfaat dengan kondisi baik dan tepat sasaran,” ujarnya.
Untuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kali Dendeng. Pansus meminta agar pemerintah memperhatikan longsor yang terjadi di lokasi reservoir utama. Diharapkan agar pekerjaan dengan alokasi anggaran yang besar tersebut bisa terjaga dan tidak mengalami kerusakan hanya karena kondisi alam sekitar yang tidak ditata dengan baik. Harus ada pembangunan bronjong sekitar halaman reservoir untuk mencegah longsor.
Hasil uji pada pengelolaan reklame oleh PT Sasando. Pansus menyoroti papan reklame di berbagai spot yang dikuasai oleh pihak ketiga. Seharusnya, PT Sasando sebagai perusahaan milik daerah yang diberikan penyertaan modal dari APBD Kota Kupang, harus lebih dominan menguasai spot-spot iklan demi memberikan kontribusi PAD yang baik bagi daerah.
Anggota Pansus – Alfred Djami Wila dari Fraksi Partai Golkar juga ikut berkomentar terkait hasil uji petik yang dilakukan Pansus DPRD Kota Kupang.
Menurutnya, untuk rusunawa di lingkungan Pasar Oeba harus diperhatikan juga soal instalasi sambungan pembuangan air. Sebab berdasarkan pengamatannya, sambungan pembuangan air di rusunawa telah rusak, tidak mengalir baik ke tempat penampungan, sehingga menciptakan kubangan air kotor bekas pemakaian penghuni rusunawa. Ditakutkan, air kotor yang tertampung bisa menciptakan wabah penyakit di lingkungan sekitar.
Untuk papan reklame, Alfred meminta PT Sasando untuk menertibkan spot-spot yang dikuasai oleh pihak ketiga. Jika ada yang sudah lewat batas kontrak, diharapkan untuk segera diambil alih oleh PT Sasando untuk dikelola demi kebutuhan PAD Kota Kupang. “Estetika untuk reklame juga harus menjadi perhatian,” imbuhnya.
Terkait pekerjaan renovasi rumah jabatan Walikota. Menurut Alfred, dari segi estetika kurang memuaskan. Dirinya juga meminta agar dinding tembok yang rusak jangan hanya diplamir namun harus diperbaiki secara baik.
“Khusus untuk SPAM Kali Dendeng, pengamatan Pansus itu airnya di reservoir kedua belum ada. Di reservoir utama airnya juga masih sangat sedikit. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah agar hasil proyek dengan dana besar itu bisa segera dioperasikan agar masyarakat dapat segera memanfaatkan dan menikmati air bersih dari proyek tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga meminta perhatian dari Bank NTT selaku pengelola air mancur menari di taman Bundaran PU, sebab saat ini sudah banyak nosel yang rusak sehingga beberapa spot tidak lagi mengeluarkan air. “Taman sekitar air mancur juga harus dirawat, sebab lokasi tersebut juga menjadi ikon selamat datang bagi tamu yang masuk ke Kota Kupang,” tutupnya. (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post