
Kupang, inihari.co- Anggota Komisi 4 DPR RI – Julie Sutrisno Laiskodat terus mendukung peningkatan produksi pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewujudkan NTT sebagai lumbung pangan Indonesia di tahun 2045 mendatang.
Saat ini, Ketua PKK dan Dekranasda NTT tersebut terus melakukan kunjungannya ke lokasi-lokasi pertanian di NTT, demi memastikan agar para petani NTT bisa mempersiapkan kualitas dan kuantitas produk pertanian yang sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar.
Dirinya berjanji, jika semua hasil pertanian di NTT sudah memenuhi kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, maka dirinya siap menjamin pemasarannya secara berkelanjutan agar petani NTT tidak lagi kebingungan dalam memasarkan hasil panen. Selain itu, dengan adanya pasar yang pasti, petani NTT bisa terhindar dari permainan para pelaku usaha kotor yang sering memonopoli hasil panen agar bisa dibeli dengan harga rendah.
Di berbagai kegiatan yang dilakukannya di sejumlah lokasi pertanian di NTT, niat luhur “Bunda” sapaan akrab Julie Sutrisno Laiskodat dalam meningkatkan produksi pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani selalu terlihat jelas. Dirinya senantiasa tulus membantu menyediakan bibit unggul, alat pendukung seperti traktor dan alat pencacah pembuat pupuk serta sumur bor untuk penyediaan air bagi para petani.
Selain itu, Bunda juga selalu mendorong petani untuk membentuk Koperasi Tani agar mudah mendapat bantuan pemerintah serta bisa bekerja sama antar petani dalam memastikan persediaan hingga penjualan hasil panen maupun menjaga ketersediaan sarana produksi seperti bibit dan pupuk.
Pada kegiatan Panen Padi Mapan di Kelurahan Bau-Bau, Kecamatan Kupang Timur – Kabupaten Kupang, Rabu (18/05/2022), Isteri dari Gubernur Provinsi NTT itu juga kembali memberikan bantuan berupa ide, bibit, mesin pencacah dan modal koperasi bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Bau-Bau. Tidak lepas, dirinya juga membantu petani dengan mendorong pemerintah daerah yang hadir agar selalu memperhatikan kebutuhan yang berkaitan dengan peningkatan produksi pertanian di Bau-Bau.
“Sektor pertanian merupakan urat nadi bagi keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi. Sebab melalui pertanian, penyediaan kebutuhan utama manusia yang tidak dapat ditunda yakni makanan atau pangan bisa terpenuhi. Untuk itu, petani sebagai pelaku di sektor tersebut sebenarnya menjadi manusia dengan level pekerjaan tertinggi atau termulia di dunia karena sudah mengabdikan kehidupan pribadi demi kelangsungan kehidupan semua orang,” kata Bunda sembari menaruh rasa hormat bagi petani.
Dirinya mengatakan, banyak hasil alam dari tanah NTT yang sebenarnya memiliki nilai unggul baik di tingkat nasional maupun dunia. Salah satunya adalah kelor, yang adalah terbaik nomor 2 di dunia setelah milik Kolombia, serta mete dan kacang-kacangan lainnya beserta kopi yang menjadi kualitas terbaik di Indonesia.
“Hasil pertanian kita di NTT ini sebenarnya menjanjikan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi di pasaran. Hanya saja pengelolaan sistem pertanian produk-produk unggul tersebut belum diperhatikan secara baik,” ujarnya.
Dirinya juga menyayangkan kebiasaan masyarakat NTT yang sampai hari ini tidak mencintai produk daerah sendiri, dan terus membeli dan mengkonsumsi produk milik daerah lain.
“Contohnya kopi. Kopi produk NTT sangat disukai dan dipuji oleh seluruh masyarakat di daerah lain di Indonesia hingga ke Aceh. Hotel berbintang dan lokasi kuliner yang top, sering menyajikan kopi NTT sebagai salah satu menu terbaik mereka. Tapi masyarakat NTT yang adalah pemilik dari kopi tersebut, lebih memilih membeli dan mengkonsumsi kopi daerah lain seperti Tugu Buaya dan kopi instan lainnya,” ungkapnya dengan nada kesal.
Untuk itu dirinya berharap, kebiasaan-kebiasaan tersebut sudah harus dihilangkan, agar nilai jual seluruh hasil pertanian di NTT bisa meningkat. Menurutnya, jika masyarakat NTT tidak mencintai hasil pertanian milik sendiri, maka otomatis nilai produk di pasaran juga akan turun, dan orang luar yang akan mengambil keuntungannya.
Dihadapan para petani Bau-Bau yang umumnya menggarap sawah, Bunda Julie menyarankan agar mulai menggunakan bibit unggul demi peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen. Salah satu bibit unggul yang direkomendasinya adalah bibit Padi Mapan. Tujuannya, karena selain panen yang dihasilkan bisa lebih banyak, kualitas beras yang dihasilkan juga menjadi kebutuhan pasar khususnya bagi usaha restoran dan perhotelan.
Bunda Julie juga siap menyediakan alat pencacah batang padi bagi para petani di Bau-Bau agar bisa digunakan dalam mengelola batang padi menjadi pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk tersebut nantinya akan didampingi oleh pihak Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). (Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post