
Kupang, inihari.co- Target pekerjaan pembangunan Jalan Sabuk Merah di ruas Henes, Dakfala, Laktutus di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang semula direncanakan mencapai 7 persen sejak dikerjakan pada 1 Agustus 2021 lalu, kini baru mencapai 3 persen atau minus 4 persen dari yang direncanakan.
Hal ini diakui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Dua, Himler Manurung yang dikonfirmasi pada Senin, (25/10/2021).
Dilansir dari www.tvrinews.com, Himler menjelaskan bahwa fisik pekerjaan proyek tersebut pembangunan Jalan Sabuk Merah di ruas Henes, Dakfala, Laktutus di Kabupaten Belu tersebut memang mengalami keterlambatan atau minus dari target.
“Iya memang sekarang masih minus karena pekerjaan awal masih dalam persiapan oleh kontraktornya jadi saat ini minusnya bisa sampai 3 persen,” katanya.
Menurut Himler, pekerjaan dengan waktu pelaksanaan dua tahun anggaran tersebut, kontraknya akan berakhir pada Agustus 2022 nanti.
“Saat ini pekerjaan pada tiga segmen itu sudah mulai jalan. Di segmen satu dan dua pekerjaan pemasangan pengaman tebing dan galian. Kita harapkan pada bulan Desember nanti sudah bisa Hotmix minimal 4 kilometer sehingga bisa mengangkat minus yang saat ini terjadi meski waktu pelaksanaan masih panjang,” terangnya.
Dikatakan, untuk mengantisipasi hujan yang akan menyulitkan pekerjaan di lapangan, pihaknya telah menginstruksikan kepada kontraktor pelaksana yakni PT. Tureleto Battu Indah untuk dapat menambah jam kerja dan tenaga sehingga tidak terjadi minus saat hujan.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.5 PJN Wilayah Dua BPJN NTT Zulkifli Arif pada Senin (25/10/2021) mengatakan, proses awal pekerjaan memang memakan waktu lama. Hal itu dikarenakan adanya proses kajian teknis yang memakan waktu cukup banyak, serta adanya mobilisasi crusher dan AMP dari Kupang ke sabuk merah yang juga memakan waktu.
“Untuk itu target kita di akhir tahun ini fisiknya bisa mencapai 15 hingga 20an persen saja. Saat ini sementara dilakukan percepatan pada pekerjaan drainase dan akses jalan yang sempat terputus agar bisa dilewati alat berat,” tegasnya.
Untuk diketahui, di tahun anggaran 2021 ini Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT telah mengalokasi dana melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) senilai 120 miliar rupiah untuk membangun jalan sepanjang 24,22 Km dengan tiga segmen, dengan segmen satu sepanjang 16.725 km, segmen dua 675 meter dan segmen tiga sepanjang 4.2 Km. (TN/Yantho Sulabessy Gromang)
Discussion about this post