
Labuan Bajo, inihari.co- Desain pariwisata di daratan Flores, Lembata dan Alor, harus dirancang secara baik dengan mengutamakan keunggulan dan keunikan setiap daerah untuk dapat dipromosikan oleh BOP.
Hal ini dikatakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) pada acara Forum Floratama 2020 – Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) di Ayana Resort Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Selasa (06/10/2020).
Menurut Gubernur, para Kepala Daerah sedaratan Flores, Lembata dan Alor serta Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) harus membangun cara berpikir pariwisata yang integral.
“Basis dalam membangun pariwisata ke depan adalah masyarakat. Masyarakat model mana yang kita ingin wujudkan dengan pariwisata. Kita harus mampu mendesain berbagai kebijakan pariwisata untuk kepentingan community tourism atau masyarakat pariwisata. Karenanya perlu dibangun cara berpikir pariwisata,” katanya.
Secara khusus, Gubernur Viktor Laiskodat meminta para Kepala Dinas Pariwisata se-daratan Flores, Lembata dan Alor agar punya mindset pariwisata serta menunjukan cara kerja yang luar biasa. Selain itu, juga harus mampu membangun jaringan dengan para pelaku dan pegiat pariwisata nasional dan dunia serta meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris.
Gubernur juga meminta BOBF untuk bersama para Bupati mendesain dua produk unggulan pariwisata lengkap dengan narasi yang akan dikembangkan pada tahun 2021. Kedua produk unggulan yang didesain tersebut, nantinya dibuat dalam agenda pariwisata dan dijual ke luar negeri.
Diakhir arahan, Gubernur menyinggung tentang masalah sampah yang dapat mencoreng pariwisata Flores khsususnya dan NTT umumnya. “Ini salah satu perintah dan konsen presiden dalam pengembangan pariwisata premium Labuan Bajo. Manajemen pengelolaan sampah harus jelas. Saya berharap forum ini dapat merumuskan kapan masalah ini dapat diatasi karena ini masalah penting,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Parera berharap agar BOPLBF sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat bisa sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan destinasi pariwisata yang terintegrasi.
“Harus ada peta jalannya yang memungkinkan orang tidak hanya datang ke Labuan tapi juga ke Wae Rebo, Riung, Bena, Kelimutu sampai ke Flores Timur, Alor, Lembata dan NTT pada umumnya,. Semua daerah ini punya potensi-potensi pariwisata yang luar biasa,” jelas Hugo.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan sebagai wadah pendekatan terpadu dan komprehensif untuk semua aspek yang melibatkan semua pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah untuk bangun koordinasi aktif untuk pembangunan pariwisata di sebelas kabupaten koordinasi BOPLBF.
Untuk diketahui, Ada sebelas Kabupaten yang menjadi wilayah koordinatif BOPLBF yakni Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor serta Bima dari Provinsi NTB.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan Komitmen Bersama pegembangan pariwisata Flores Lembata, Alor dan Bima oleh perwakilan masing-masing kabupaten, Kementerian Pariwisata, Dirut BOPLBF, Anggota DPR RI dan Gubernur NTT. (Humas dan Protokol NTT/Yantho)
Discussion about this post