
Kupang, inihari.co- Semua penyebaran virus corona ini terjadi akibat adanya hubungan pertemuan antara orang positif dan orang lain. Adanya pertemuan dan kerumunan dengan orang positif corona, memungkinkan virus itu untuk berpindah dari satu orang ke orang yang lain.
Selama kita tidak memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap semua protokol kesehatan, maka penyebaran corona akan terus bertambah dan meluas.
Jika kita tidak memutus mata rantai arus orang, arus mudik hubungan antara manusia; maka saat itu juga virus corona akan melompat dari satu orang ke orang lain sehingga mata rantai virus corona akan terus berjalan.
Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, pada Jumat (08/05/2020) mengatakan bahwa saat ini NTT adalah zona merah Covid-19. Untuk itu perlu adanya kesadaran dan tindakan tegas dalam mengontrol lalu lintas orang, mengontrol pertemuan-pertemuan dan kerumunan-kerumunan, supaya kita bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona di NTT.
“Warga juga harus rela untuk saling menjaga jarak dan menghindari untuk berkumpul agar rantai perkembangan Covid-19 bisa terputuskan,” kata Marius.
Dikatakan, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengendalikan penyebaran virus corona di Indonesia. “Namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah seluruh masyarakat Indonesia termasuk warga NTT bisa mematuhi protokol-protokol kesehatan atau tidak?” ucap Marius.
Menurutnya, karena NTT adalah wilayah zona merah Covid-19, maka kemungkinan untuk bertambah jumlah positive akan sangat terbuka. Sebab berdasarkan kajian ilmiah simulasi epidemologi matematika menunjukan bahwa kurva atau statistik angka kenaikan dari pasien-pasien tertular virus corona dari waktu ke waktu akan semakin meningkat.
“Hari ini secara nasional yang tertular virus corona menjadi 13.112 orang, naik dari sebelumnya 12.770-an orang. Ini menunjukkan adanya kenaikan yang sangat signifikan,” terang Marius.
Untuk itu Marius menegaskan, seluruh masyarakat di NTT wajib mematuhi protokol kesehatan. Itu harus dilakukan bukan karena perintah organisasi kesehatan dunia (WHO) ataupun otoritas pemerintah, namun karena kesadaran diri sendiri bahwa dengan mematuhi protokol-protokol kesehatan maka akan meminimalisasi kemungkinan untuk ditulari virus corona.
Terkait pemeriksaan swab dari seluruh kota/ kabupaten di NTT, Marius berjanji akan menyampaikan hasil swab yang diperiksa di laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang tersebut pada hari Sabtu (09/05/2020) sore, besok. Hal itu nantinya akan dijelaskan lebih teknis oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
Menurut Marius, dalam pemeriksaan swab, pihak Dinkes NTT dan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang ingin memastikan agar hasil swab itu benar-benar obyektif. Hasil dari setiap kabupaten akan dicek lebih teliti untuk memastikan positif atau negatifnya seseorang berdasarkan swab yang diperiksa.
Untuk diketahui, data terbaru yang terkumpul dari 22 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se NTT menyebutkan bahwa jumlah OTG sebanyak 562 orang, terdiri dari OTG saat ini sebanyak 501 orang, dan OTG selesai dipantau sebanyak 61 orang. Jumlah ODP, PDP dan Konfirmasi sebanyak 1.760 orang, dengan rincian: ODP 1683 orang; selesai pemantauan 1376 orang. Konfirmasi sebanyak 12 orang; 1 sembuh dan 11 sementara dirawat. Sampel yang dikirim sebanyak 225; 84 hasil lab negatif; 12 hasil lab positif; dan 129 belum ada hasil. (Sumber: www.humasntt.web.id)
Discussion about this post