
Maumere, inihari.co- Pada Selasa, 20 Maret 2018, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementrian Pertahanan Dan Keamanan (Kemhan) RI, Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Agus Sutomo beserta rombongan tiba di Bandara Frans Seda, Maumere, Kabupeten Sikka. Kedatangan rombongan tersebut dalam rangka meninjau lokasi persiapan pembangunan Markas Komando Resor Militer (Makorem) 165 Wira Cendana beserta pembangunan Tiga Batalyon di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende, Flores.
Rombongan tersebut disambut dan diterima oleh Dandim 1603 Kabupeten Sikka, Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri, Sugeng Prihatin, S.Sos,M.Sc,M.Tr.(HANLA), didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sikka, Paulus Nong Susar, beserta Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Maumere, Kolonel. Mar. Soemantri, Kapolres Sikka, AKBP. Rickson Situmorang, S.Ik, Kajari Maumere, Azman Tanjung, S.H, Ketua Pengadilan Negeri Maumere, Rahmat Sanjaya, S.H, M.H, Asisten I Kabupaten Sikka, Perwakilan Kepala BPN Kabupaten Sikka, dan Segenap Perwira Jajaran Kodim 1603 Kabupetn Sikka.

Setibanya di lokasi rencana pembangunan Makorem 165 Wira Cendana di Dusun Nangarasong, Desa Kolosia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, rombongan Irjen Kemhan RI disambut dengan tradisi adat Sikka yakni Huler Wair dan Pengalungan Selendang Tenun Ikat Sikka oleh Tokoh Adat, yang didampingi Camat Magepanda beserta Kepala Desa Kolosia dan masayarakat.
Usai disambut, rombongan langsung meninjau langsung lokasi Tanah yang akan digunakan dalam pembangunan Makorem. Setelah itu, Irjen Kemhan RI beserta rombongan kembali untuk melaksanakan dialog bersama warga masayarakat Desa Kolosia serta Aparat Pemerintahan Setempat.
Mengawali sambutannya, Agus Sutomo bercerita tentang awal perjuangan serta berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mulai dari masa kejayaan Patih Gajah Mada yang mempersatukan Nusantara sampai berdirinya masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, terbentuknya Hari Kebangkitan Nasional Oleh Doktor Budi Utomo pada tanggal 28 Mei 1908, lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, hingga Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945.
“Secara fisik kita tetap utuh, dan secara emosianal kita adalah saudara walau pun berbeda suku, ras, golongan maupun agama. Kita telah diikat dalam satu kesatuan yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya sembari mengingatkan tentang pembangunan bandara di daerah Oekusi, Timor Leste sepanjang 3.500 meter beserta dermaga oleh pemerintah China yang perlu dipahami secara baik oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga NTT yang daerahnya berbatasan langsung dengan negara tersebut.
“Seperti kata Bapak Presiden RI Joko Widodo, kita jangan pasif, monoton dengan rutinitas. Kita harus melihat dunia sekarang ini seperti apa? Kita harus mengimbangi sehingga tidak nyumplang. Orang (Negara lain) terus meningkatkan diri, kita malah diam, tidur nyenyak, dan saling ribut serta berantem. Bahkan saat ini negara luar telah berani menilai kita bahwa Indonesia itu tidak perlu dilawan, sebab pasti akan berantem dan hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kesatuan dan persatuan di antara kita agar tidak cidera,” tegasnya.
Saat ini Danrem 161 Wirasakti Kupang membawahi 17 Kodim di NTT. Oleh sebab itu dengan adanya Dua Korem, maka masing-masing Korem dapat membawahi Sembilan dan Delapan Kodim yang ada di Kepulauan NTT saat ini. Untuk Makorem yang baru di Flores, sesuai rencana akan ada unsur Balak dan tiga batalyon. Terdapat Dua lokasi alternatif untuk pembangunan Makorem tersebut, yakni di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende. Kedua lokasi tersebut sampai saat ini masih dikaji oleh Kemhan RI.
Pembangunan Makorem tersebut juga akan dilakukan berdasarkan reaksi dan tanggapan masyarakat. Jika masyarakat menerima maka Makorem itu akan dibangun. Sebaliknya, jika ditolak maka tidak akan dibangun.
Agus menjelaskan, pembangunan Makorem dan Batalyon ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketentraman rakyat. Termasuk jika terjadi bencana, maka tentara siap dan sigap untuk membantu rakyat.

“Dengan adanya tentara dapat menggerak roda perekonomian masyarakat serta kehidupan sosial masyarakat dan meningkatkan jaminan keamanan. Selain itu pemerintah juga dapat membangun dan mengembangkan pemerintahan Kabupaten yang Baru. Adanya Tentara, Polisi, dan Pemerintahan Baru akan memberikan dampak dan nilai yang positif. Tentara dimana mana Lahir dari Rakyat, Berjuang bersama Rakyat, dan Untuk Kepentingan Rakyat,” terang mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopasus tersebut.
Sementara itu, Alexander Lexi, salah seorang warga Desa Kolisia yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengatakan, sebagai warga pihaknya merasa senang mendapatkan rahmat baru berupa pembangunan Makorem di Desa Kolisia. Namun Lexi mengaku, masih ada kendala karena tanah yang akan digunakan Makorem merupakan milik perseorangan yang musti harus diupayakan untuk pembebasan lahan tersebut.
Menanggapi pernyataan warga, Dandim 1603 Kabupeten Sikka, Sugeng Prihatin mengatakan, tanah yang akan digunakan dalam pembangunan Makorem merupakan tanah negara milik Kementrian Transmigrasi dan Kementrian Pertanian Kabupaten Sikka. Namun, pihaknya tetap akan duduk bersama masyarakat untuk menyelesaikan masalah jika benar ada tanah milik warga, agar tidak terjadi persoalan di kemudian hari.
“Kita tidak menginginkan pembangunan Makorem terbentur dan bermasalah dengan rakyat atas kepemilikan tanah. Sebab, pembangunan Makorem bertujuan untuk menjaga keamanan dan meningkatkan perkembangan roda perekonomian, kehidupan sosial masyarakat, serta meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat disekitarnya.” Ungkap Sugeng. (Yantho/Edmon Mof)
Discussion about this post