Kupang, inihari.co – Untuk mengurangi penumpukan guru di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah setempat akan mengeluarkan kebijakan berupa pemerataan keseluruh kabupaten hingga pedesaan.
“Kebijakan itu berlaku juga bagi guru-guru yang berpendidikan sarjana,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk usai upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang pada Sabtu 2 Mei 2015 lalu.
Menurut Manuk, selama ini sebagian besar guru yang mengajar di sekolah-sekolah di desa terpencil masih berijazah di bawah sarjana, seperti hanya tamatan SMA/SPG dan Diploma. Namun demikian, di Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak mengalami kekurangan guru, tetapi distribusinya yang tidak merata.
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur menyebutkan, dari 97.660 guru yang ada di Nusa Tenggara Timur, 35.947 guru diantaranya belum sarjana. Seperti yang berizasah SMA sebanyak 20.699 orang, diploma 1 sebanyak 1.338 orang, diploma 2 sebanyak 8.963 orang, dan diploma 3 berjumlah 4.947 orang.
“Untuk meningkatkan kualifikasi guru, pemerintah telah mengirim guru ke sejumlah universitas guna melanjutkan studi. Namun, sebagian besar guru memilih mengikuti kuliah di universitas terbuka (UT) sehingga tetap dapat mengajar seperti biasa,” jelas Manuk.
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya menyatakan, dalam tahun anggaran 2015, pemerintah telah menyiapkan sejumlah dana untuk membiayai 2.000 mahasiswa berupa pemberian beasiswa.
“Pemberian beasiswa itu adalah tindak lanjut program pemerintah bagi mahasiswa tidak mampu. Tetapi jumlah dananya saya tidak ingat persis berapa besar jumlahnya yang telah dialokasikan dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi,” kata Lebu Raya.
Pemberian beasiswa itu katanya sebagai wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap pendidikan bagi generasi penerus masa depan di Nusa Tenggara Timur. Untuk itu Gubernur Frans Lebu Raya meminta semua perguruan tinggi yang ada di Nusa Tenggara Timur agar segera mengusulkan nama-nama mahasiswa yang kurang mampu untuk menerima beasiswa tersebut,” pintanya. (andi)