
KUPANG, Inihari.co – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Abraham Maulaka mengeluhkan banyak nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan cara membom sehingga mengakibatkan terumbu karang di perairan laut Sawu banyak yang rusak.
“Nelayan yang melakukan bom ikan itu lebih banyak nelayan dari luar NTT dengan peralatan yang sangat lengkap. Kalau nelayan NTT lebih banyak menangkap ikan dengan cara tradisional dan kapasitas alat tangkap seperti perahu masih sangat kecil,” kata Maulaka saat diskusi tentang pelestarian Terumbu Karang, Jumad (6/6) di Kupang.
Abraham berharap agar pihak keamanan meningkatkan pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan laut dan darat di NTT. “Semakin marak sekarang nelayan luar yang masuk ke perairan NTT dan melakukan ilegal fishing, saya berharap juga jika mereka (nelayan) tertangkap jangan segan-segan memberi hukuman,” kata Abraham.
Dikatakannya, tindakan itu dilakukan demi menjaga keberlangsungan hidup biota laut sehingga ikan-ikan juga dapat beranak-pinak. “Kalau terumbu karang sudah rusak yang jelas ikan juga akan berkurang. Ini untuk kesejahteraan bersama,” pungkasnya
Sementara itu, Jotham Ninef peneliti yang melakukan riset tentang terumbu karang di laut Sawu mengatakan bahwa terumbu karang memang sangat banyak yang rusak akibat ledakan bom.
Terkait pengawasan terhadap ilegal fishing, dia mengatakan bahwa pihak penegak hukum seperti TNI AL dan Pol Airud tidak memiliki fasilitas pengawasan yang memadai untuk melakukan patroli. “Sangat disayangkan toh, mereka tidak dibekali dengan fasilitas yang memadai,” Jotham.
Discussion about this post