
KUPANG, Inihari.co – Puluhan anggota Barisan Relawan Jokowi jadi Presiden (Bara JP) NTT blusukan ke wilayah Kabupaten Kupang tepatnya di Desa Oenesu. Saat blusukan, anggota Bara JP yang dipimpin langsung olrh Koordinator Bara JP NTT, William Koba mendatangi rumah-rumah warga demi memperkenal sosok Jokowi yang maju dalam bursa Capres 2014 itu.
William kepada Inihari.co, mengatakan pihaknya bersama anggota relawan terus menggalang dukungan rakyat dengan melakukan door to door. Hal itu dilakukan pada Minggu, (18/5) dengan prediksi bahwa pada hari Minggu merupakan saat yang tepat karena hari itu merupakan hari libur bagi masyarakat NTT yang mayoritasnya beragama Kristen.
“Kami terus menggalang dukungan dari masyarakat dengan mengunjungi mereka dari rumah ke rumah,” beber Wiliam Koba, Senin, (19/5/2014).
William juga mengungkapkan, dengan tersebarnya para relawan khususnya yang tergabung dalam BARA JP, setidaknya membantu kerja-kerja politik dari Jokowi dan partai pendukung untuk mengenal lebih detail soal program dan track record para calon pemimpin terlebih bagi figur Jokowi.
“Dengan cara itu, masyarakat kita akan memperoleh kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya sehingga betul-betul melahirkan pemimpin yang total bekerja untuk perbaikan kehidupan rakyat dan pilihan rakyatpun sesuai dengan apa yang mereka tau, bukan karena dipaksakan,” tandasnya.
Terkait materi-materi kegiatan, William mengatakan, lebih banyak berisi program atau visi misi, track record yang didukung secara tertulis dalam bentuk selebaran. Namun, menurut William, masyarakat yang dikunjungi kebanyakan sudah mengenal sosok Jokowi dan mereka antusias ketika kami dokumentasikan prestasi Jokowi secara tertulis.
Dia juga menjelaskan bahwa blusukan itu dilakukan sesuai dengan saran dari Jokowi untuk lebih intensif berkunjung ke masyarakat. Sehingga Bara JP mengambil langkah dengan door to door sebagai salah satu cara yang dilakukan yang tepat bagi para relawan BARA JP.
Berdasarkan keinginan rakyat saat melakukan kunjungan langsung, Wiliam menuturkan bahwa masyarakat saat ini membutuhkan interaksi langsung dari kalangan elit politik untuk menyampaikan komitmen mereka dan rangkumkan dalam visi-misi pro rakyat para calon pemimpin ke depan.
“Mereka banyak yang sudah jenuh akibat perilaku para elit penguasa di negeri ini yang cenderung membatasi jarak interaksi dengan konstituen. Kondisi ini yang membuat masyarakat apatis dengan pesta demokrasi yang lebih banyak menghasilkan penguasa yang diktator daripada pemimpin yang merakyat,” tutur William. (Cr7)
Discussion about this post